Minggu, 19 November 2017

PROPOSAL BERTERNAK AYAM PETELUR SMKN 1 TUTUR



      BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Kesibukan semakin lama semakin menyita waktu,  lelah dan letih setelah bekerja pasti akan selalu menghinggapi. Kadar hemoglobin dalam darah juga akan menurun apabila tubuh dipaksa bekerja terus menerus. Akhirnya kesehatanpun akan menurun dan pekerjaan menjadi semakin terhambat. Tugas yang harusnya dapat selesai tepat waktu juga akan terbengkalai. Oleh karena itu untuk menjaga agar pekerjaan dapat sesuai dengan yang diinginkan, maka kesehatan harus diperhatikan dengan cara memerhatikan pola makan. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, di antaranya adalah telur.
Di dunia ini terdapat berbagai macam telur, diantara banyak telur tersebut  yang biasa dikonsumsi adalah telur ayam. Telur ayam mengandung banyak protein dan zat-zat lain yang dapat menjaga kesehatan sehingga tubuh tidak akan mudah kelelahan dan lemas.
Dengan demikian setiap orang akan membutuhkan telur untuk dikonsumsi demi terpenuhinya gizi setiap hari. Usaha ternak ayam petelurpun menjadi sangat menguntungkan apabila ditekuni dengan sungguh-sungguh.

1.2. Tujuan Usaha
v  Untuk memenuhi kebutuhan telur sebagai pemenuh gizi penduduk setempat.
v  Menambah penghasilan.
v  Menciptakan lapangan pekerjaan.
v  Menciptakan suatu hal yang baru di daerah tempat tinggal untuk dapat dikembangkan.



1.3. Manfaat
v Meningkatkan produksi telur di Indonesia.
v Jika kita berhasil kita bisa menjadikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
v Jika kita mampu memproduksi telur yang banyak kita bisa memncukupi permintaan pasar akan kebutuhan telur yang semakin meningkat, terutama di Indonesia.
















BAB II
PROFIL USAHA

2.1. Visi dan Misi
  • Visi
Menjadi perusahaan ternak ayam petelur kualitas terbaik.
  • Misi
v  Memproduksi telur ayam dengan kualitas terbaik.
v  Melakukan promosi untuk menarik pelanggan.
v  Memberikan promo pada saat-saat tertentu.
v  Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

2.2. Profil Usaha
v  Nama Usaha                            : Pradana  Chiken Egg’s
v  Bentuk Usaha                         : Perseorangan
v  Jenis / Bidang Usaha               : Industri
v  Lokasi                                     : Purwodadi , Jawa Timur
v  Nama Pemilik                          : Agung Pradana
v  Alamat                                    : Sengon purwodadi pasuruan




2.3. Analisis SWOT
v  Kekuatan
Dua lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan mencakup lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas faktor kekuatan dan kelemahan. Beberapa faktor yang menjadi kekuatan pengembangan usaha ternak ayam ras petelur, sebagai berikut.
Ø  Sistem agribisnis peternakan yang sudah mantap, artinya usaha peternakan tidak hanya berada pada tingkat budidaya, tetapi juga adanya industri hulu sebagai penyedia sarana produksi. Dengan demikian telah terdapat dukungan sarana produksi yang tersedia setiap saat, sehingga tidak ada masalah mengenai penyediaan sarana produksi untuk usaha peternakan ayam ras.
Ø  Teknologi budidaya ayam petelur yang mudah dikuasai oleh masyarakat.
Ø  Sistem pemasaran tidak menjadi permasalahan, karena telah terbentuk jalur-jalur distribusi sampai ke berbagai lapisan dan pelosok wilayah.
Ø  Adanya dukungan sumberdaya lahan yang luas dan jumlah tenaga kerja tersedia merupakan kekuatan pegembangan ayam ras petelur secara nasional.

v  Kelemahan
Beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam usahaternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut :
Ø  Usaha peternakan ayam ras petelur seringkali dihadapkan pada harga input produksi tinggi, sedangkan harga output produksi yang rendah. Kondisi marjin yang semakin rendah (rasio harga 1 kg telur dengan 1 kg pakan sama dengan 2,5-3 : 1, dibandingkan dengan tahun 80-an dapat mencapai 4-5 : 1), oleh karena rasio harga telur dengan harga pakan yang semakin tinggi.
Ø  Adanya risiko dan kondisi ketidakpastian yang relatif tinggi baik dari aspek teknis maupun finansial karena produksi sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sementara keuntungan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
Ø  Adanya permintaan konsumen yang fluktuatif dari hari ke hari karena telur termasuk bahan makanan yang subtitutif.
v  Peluang
Lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa peluang dan ancaman. Faktor peluang ini meliputi sebagai berikut :
Ø  Dukungan pemerintah terhadap usaha peternakan ayam ras yang mempunyai andil besar dalam pemenuhan protein hewani masyarakat dan usaha peternakan dipandang sebagai usaha potensial bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Dukungan pemerintah ini diwujudkan dalam bentuk deregulasi peternakan.
Ø  Kondisi ekonomi makro Indonesia yang mulai membaik. Dengan adanya pergantian kabinet yang fokus pada perbaikan ekonomi memberikan harapan bagi kepastian usaha dan investasi di dalam negeri.
Ø  Terdapat kecenderungan selera masyarakat yang semakin menyukai telur ayam ras dari lapisan perkotaan hingga masyarakat pedesaan.
Ø  Meskipun permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya.
Ø  Terdapat kecenderungan permintaan telur ayam ras akan selalu ada setiap saat, karena potensi pasar telur ayam ras cukup besar dalam peranannya sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan (roti, kue, martabak, dan lain-lain). Potensi pasar ayam ras semakin tinggi, karena sebagai bahan baku untuk industri makanan ringan.
Ø  Peluang ekspor telur ayam ras kemungkinan akan dapat meningkat, karena beberapa negara mengalami stagnasi khususnya Amerika Serikat yang sedang mengalami krisis intern.
v  Ancaman
Beberapa faktor ancaman yang perlu diantisipasi dalam usahaternak ayam ras petelur adalah, sebagai berikut :
Ø  Persaingan negara tetangga khususnya Thailand atau Malaysia yang dapat berproduksi dengan biaya lebih murah dengan perkembangan teknologi yang lebih efisien, karena adanya dukungan pemerintah secara aktif.
Ø  Kondisi keamaman dalam negeri yang masih rawan menyebabkan ancaman penjarahan dari kelompok masyarakat tertentu masih tinggi.
Ø  Teknologi yang belum sepenuhnya dapat menciptakan produk bebas residu antibiotik dapat menghambat pemasaran di pasar global, karena dalam WTO diterapkan persyaratan yang ketat dalam hal kesehatan terhadap konsumen.
Ø  Ancaman perdagangan bebas yang tidak diberlakukannya lagi hambatan tarif untuk bea masuk produk luar negeri dan semakin berkurangnya peranan pemerintah dalam intervensi perdagangan. Hal ini perlu diwaspadai dengan membanjirnya produk-produk luar negeri yang cenderung over supply, sehingga akan mengganggu kestabilan harga di dalam negeri.
















BAB III
RENCANA PRODUK


3.1. Jenis Produksi
Usaha skala kecil ini bergerak di bidang peternakan ayam petelur dan merupakan usaha yang cukup sederhana serta mudah untuk ditekuni. Usaha ini cukup menguntungkan, mengingat telur merupakan salah satu jenis makanan yang sering digunakan sebagai pemenuhan gizi bagi masyarakat setempat. Selain mudah diolah, harga telur juga relatif terjangkau. Oleh karena itu usaha ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal.
Jenis produk yang dibuat dalam usaha ini adalah telur ayam. Dalam menghasilkannya diperlukan :
ü  Indukan ayam
ü  Pakan
ü  Kandang ayam

3.2. Alat dan Bahan

·         Alat
Ø  Tempat makan
Ø  Temapat minum
Ø  Nipple
Ø  Terpal tirai 
Ø  Sprayer kandang
Ø  Pembatas kandang
Ø  Timbangan
Ø  Selang air
Ø  Drum air
Ø  Pompa air
Ø  Gembok




·         Bahan
Ø  Pakan
Ø  Obat dan vaksin
Ø  Listrik
Ø  Desinfektan
Ø  Kapur


3.3. Proses Produksi
a.       Pemilihan Bibit dan Calon Induk Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
o   Konversi.ransum
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit
ayamnya.
o   Produksi.Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
b.      Sanitasi dan Tindakan Preventif  Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup.
  1. Pemberian Pakan Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
-   Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
-   Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
  Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
-   Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
-   Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.





  1. Pemberian Vaksinasi dan Obat
                Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
    Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
                Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

    Macam-macam vaksin:
    a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
    b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
    c)Vaksin NCD HB-1/Pestos.
    d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
    e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

    Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
    a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
    b)Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
    c) Sterilisasi alat-alat
  2. PemeliharaanKandang
    Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.




BAB IV
ANALISA USAHA



4.1. Biaya
  1. Kandang                     : Rp    5,000,000
  2. Indukan                       : 380 ekor x Rp. 64.500
: Rp  24,510,000
Jumlah : Rp  29,510,000
  1. Biaya Operasional Pakan per-bulan :
Konsentrat                  : 9 x Rp. 327.500
: Rp  2,947,500
Bekatul                        : 9 x Rp. 2.500 x 27,5 kg
: Rp  618,750
Tepung Jagung            : 9 x Rp. 4.200 x 70 kg
: Rp  2,646,000
Jumlah Biaya Pakan : Rp  6,212,000
Gaji pegawai               : Rp     500,000
Vaksinasi                     : 2 x Rp. 14.000
 : Rp       28,000
 Total Biaya Produksi             : Rp  6,740,000


4.2. Pendapatan
  • Penjualan Telur
 30 hari x 19 kg x Rp 16.000              = Rp     9,120,000
  • Penjualan kotoran
 100 kg/30 hari x 3000                        = Rp    3.000.000

4.3. Keuntungan / Laba
 Pendapatan = Rp12.120.000 – Biaya Produksi = 6.740.000
Keuntungan / Laba = Rp 5.380.000 per bulan













BAB V
KESIMPULAN dan SARAN


5.1.Kesimpulan
Dari proposal usaha ini dapat di ambil kesimpulan bahwa membuka usaha terna kayam petelur cukup menguntungkan. Bidang usaha ini dapat menjaring tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Selain itu usaha ini juga cukup mudah untuk ditekuni. Apabila usaha ini sudah berkembang akan membutuhkan tenaga kerja  yang cukup banyak dan dibagi ke dalam bagian-bagian.


5.2. Saran
Dalam suatu usaha, tentunya akan menemukan hambatan-hambatan, diantaranya adalah harga bahan baku yang tidak stabil, dalam hal ini adalah harga pakan indukan yang cenderung naik. Oleh karena itu diperlukan strategi tertentu agar tidak mengalami kepailitan (bangkrut). Diantara strategi-strategi tersebut dapat dilakukan dengan membeli jagung pada petani, dan menggilingkannya agar dapat mengurangi biaya pakan, karena harga jagung di pasaran cenderung lebih mahal.
Selain itu, untuk mencapai kesuksesan dalam setiap usaha diperlukan kegigihan dan pantang menyerah. Ingat, setiap keberhasilan ditentukan oleh masing-masing individu.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Play live with your friends. (2021) - thTopBet
Welcome to the best Live Casino. Live dealers from matchpoint around the world, from Bel Air to Microgaming, you can enjoy your favourite 제왕카지노 games from over 20 happyluke

Posting Komentar